Postingan

Menampilkan postingan dari 2016

TRADISI MENYAMBUT HARI RAYA IDUL FITRI DI INDONESIA #IBD

Gambar
MAKALAH ILMU BUDAYA DASAR : HARI RAYA IDUL FITRI ILMU BUDAYA DASAR HARI RAYA IDUL FITRI Dosen : Edi Fakhri Disusun oleh : Ramadhan Eko Nugroho (55415628) 1IA19 TEKNIK INFORMATIKA UNIVERSITAS GUNADARMA 2016 KATA PENGANTAR Puji syukur panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan karunia-Nya kepada sehingga dapat menyelesaikan tugas  ini dengan baik. Shalawat bertangkaikan salam hadiahkan kepada junjungan Nabi Besar Muhammad SAW yang safaatnya harapkan hingga akhir zaman. Makalah  ini saya akui masih banyak kekurangan karena pengalaman yang saya miliki sangat kurang. Oleh kerena itu saya harapkan kepada para pembaca untuk memberikan masukan-masukan yang bersifat membangun untuk kedepannya. Dalam penulisan makalah ini saya mengucapkan banyak terima kasih yang sebesar - besarnya, kepada semua pihak yang telah membantu saya dalam penyusunan ini. BAB I PENDAHULUAN A.   LATAR BELAKANG Lebaran atau hari raya Id

BAB XI (MANUSIA DAN HARAPAN)

BAB XI ( MANUSIA DAN HARAPAN ) A.    PENGERTIAN HARAPAN Setiap manusia mempunyai harapan. Manusia yang tanpa harapan, berarti manusia itu mati dalam hidup, orang yang akan meninggal sekalipun mempunyai harapan, biasanya berupa pesan- pesan kepada ajlli warisnya. Harapan berasal dari kata harap yang berarti keinginan supaya sesuatu tejadi; sehingga harapan berarti sesuatu yang diinginkan dapat terjadi. Dengan demikian harapan menyangkut masa depan. Antara harapan dan cita- cita terdapat persamaan yaitu : •    Keduanya menyangkut masa depan karena belum terwujud. •    Pada umumnya dengan cita- cita maupun harapan orang menginginkan hal yang lebih baik atau meningkat. B.    APA SEBAB MANUSIA MEMPUNYAI HARAPAN ? 1.    Dorongan kodrat 2.    Dorongan kebutuhan 3.    Kelangsungan hidup (survival) 4.    Keamanan 5.    Hak dan kewajiban mencintai dan dicintai 6.    Status 7.    Pewujudan cita- cita C.    KEPERCAYAAN Kepercayaan berasal dari kata percaya, artin

BAB X (MANUSIA DAN KEGELISAHAN)

BAB X ( MANUSIA DAN KEGELISAHAN ) A.    PENGERTIAN KEGELISAHAN Kegelisahahan berasal dari kata gelisah, yang berarti tidak tentram hatinya, selalu merasa khawatir, tidak tenang, tidak sabar, cemas. Sehingga kegelisahan merupakan hal yang menggambarkan seseorang tidak tentram hati maupun perbuatannya, merasa khawatir, tidak tenang dalam tingkah lakunya, tidak sabar atupun dalam kecemasan. Sigmund freud ahli psikolanalisa berpendapat, bahwa ada tiga macam kecemasan yang menimpa manusia yaitu kecemasan kenyataan (obyektif), kecemasan neorotik dan kecemasan moril. a.    Kecemasan obyektif Kecemasan tentang kenyataan adalah suatu pengalaman perasaan sebagai akibat pengamatan atau suatu bahaya dalam dunia luar. Bahaya adalah sikap keadaan dalam lingkungan seseorang yang mengancam untuk mencelakakannya. b.    Kecemasan neorotis (syaraf) Kecemasan ini timbul karena pengamatan tentang bahaya dari naluriah. Menurut sigmund freud kecemasan ini dibagi tiga macam, yakni : 1

BAB IX (MANUSIA DAN TANGGUNG JAWAB)

BAB IX ( MANUSIA DAN TANGGUNG JAWAB ) A.    PENGERTIAN TANGGUNG JAWAB Tanggung jawab menurut kamus umum Bahasa Indonesia dalah keadaan wajib menanggung segala sesuatunya. Sehingga bertanggung jawab menurut kamus umum Bahasa Indonesia adalah berkewenangan menaggung, memikul jawab, menanggung segala sesuatunya, atau emberikan jawab dan menanggung akibatnya. Tanggung jawab adalah kesadaran manusia akan tingkah laku atau perbuatannya yang disengaja manupun yang tidak di sengaja. Tanggung jawab juga berarti berbuat sebagai perwujudan kesadaran akan kewajibannya. Tanggung jawab itu bersifat kodrati, artinya sudah menjadi bagian kehidupan masyarakat, bahwa setiap manusia pasti dibebani dengan tanggung jawab. Apabila ia tidak mau bertanggung jawab maka ada pihak lain yang memaksakan tanggung jawab itu. Dengan demikian tanggung jawab itu dapat dilihat dari dua sisi, yaitu dari sisi pihak yang berbuat dan dari sisikepentingan pihak lain. B.    MACAM- MACAM TANGGUNG JAWAB Taggung j

BAB VIII (MANUSIA DAN PANDANGAN HIDUP)

BAB VIII ( MANUSIA DAN PANDANGAN HIDUP ) A.    PENGERTIAN PANDANGAN HIDUP Setiap manusia mempunyai pandangan hidup. Pandangan hidup itu bersifat kodrati. Karena itu ia menentukan masa depan seseorang. Pandangan hidup artinya pendapat atau pertimbangan yang dijadikan pegangan, pedoman, arahan, petunjuk hidup di dunia. Pendapat atau perimbangan itu merupakan hasil pemikiran manusia berdasarkan pengalaman sejarah menurut waktu dan tempat hidupnya. Dengan demikian pandangan hidup itu bukannlah timbul seketika atau dalam waktu yang singkat saja, melainkan melalui proses waktu yang lama dan terus menerus, sehingga hasil pemikiran itu dapat diuji kenyataannya. Hasil pemikiran itu dapat diterima oleh akal, sehingga diakui kebenarannya. Pandangan hidup banyak sekali macamnya dan ragamnya. Akan tetapi pandangan hidup dapat diklasifikasikan berdasarkan asalnya yaitu terdiri dari 3 macam : 1.    Pandangan hidup yang berasal dari agama yaitu pandangan hidup yang mutlak kebenarannya. 2.  

BAB VII (MANUSIA DAN KEADILAN)

BAB VII ( MANUSIA DAN KEADILAN ) A.    PENGERTIAN KEADILAN  Menurut pendapat yang lebih umum dikatakan bahwa keadilan itu adalah pengakuan dan perlakuan yang seimbang antara hak dan kewajiban. Keadilan terletak pada keharmonisan menuntut hak dan menjalankan kewajiban. Atau dengan kata lain, keadilan adalah keadaan bila setiap orang memperoleh apa yang menjadi haknya dan setiap orang memperoleh bagian yang sama dari kekayaan bersama. Berdasarkan kesadaran etis, kita diminta untuk tidak hanya menuntut hak dan lupa menjalankan kewajiban. Jika kita hanya menuntut hak dan lupa menjalankan kewajiban, maka sikap dan tindakan kita akan mengarah pada pemerasan dan memperbudak orang lain. Sebaliknya jika kita hanya menjalankan kewajiban dan lupa menuntut hak, maka kita akan mudah diperbudak atau diperas oleh orang lain. B.    KEADILAN SOSIAL Untuk mewujudkan keadilan sosial itu, diperinci perbuatan dan sikap yang perlu dipupuk, yakni : 1.    Perbuatan luhur yang mencerminkan sikap