PEMBENTUKAN
JATI DIRI
Pembentukan
jati diri saya dimulai ketika saya memasuki usia remaja. Dimasa saya sudah
mulai berpikir sebenarnya saya ini siapa, tujuan saya hidup dunia itu apa, dan
apa sebenarnya yang membedakan saya dengan orang lain. Dan entah kenapa dimasa
memasuki masa remaja saya ini, saya sedikit mengalami perubahan yang sangat
drastis. Saya mulai bersikap memberontak, melawan, dan saya tidak mau dilarang
lagi. Dan saya berpikir apakah ini yang dinamakan pembentukan jati diri saya?. Disatu sisi saya hanya memikirkan diri saya
sendiri dan bersifat acuh terhadap kedua orangtua saya yang selalu mengingatkan
saya. Dalam pikiran saya hanya satu saya ingin mencari jati diri saya yang
sebenarnya. Entah kenapa masalah-masalah pun mulai menimpa saya. Tetapi sejujurnya
masalah-masalah saya ini banyak memberikan pengalaman dan pelajaran kepada
saya. Banyak sekali momen yang tidak bisa saya lupakan ketika saya duduk
dibangku SMP. Banyak masyarakat yang bilang masa remaja adalah masa dimana rasa
keingintauan/rasa penasaran seorang anak sangat tinggi. Memang benar apa yang
diungkapkan oleh masyarakat mengenai opini tersebut karena hal ini banyak saya
alami dimasa SMP. Hal salah satu terbodoh yang saya pernah lakukan waktu itu
adalah merokok. Mengapa saya bilang merokok itu hal pun terbodoh? Karena sejak
kecil saya benci sekali dengan yang namanya rokok dan saya berpandangan saya
tidak akan menyentuh barang itu sampai kapan pun tapi saya malah melakukan.
Disitu saya merasa penasaran apa itu rokok? Bagaimana rasanya? Mungkin itu
hanya coba-coba saja karena pada akhirnya dan sampai sekarang saya tidak pernah
menyentuh barang itu lagi. Pada masa itu saya merokok karena dpengeruhi dan
dipaksa oleh teman saya untuk merokok. Tetapi semua itu saya jadikan pelajaran
dan pengalaman bagi saya. Masa SMP itu masa labil saya saya banyak terpengaruh
oleh ajakan teman saya untuk melakukan perbuatan yang tidak baik. Dan saya
berpikir ternyata teman membawa pengaruh yang sangat besar bagi kehidupan kita
baik itu pengaruh positif maupun negatif. Oleh karena itu, faktor-faktor
seperti lingkungan, teman dan orang tua yang berperan dalam pembentukan jati
diri kita. Setelah Saya lulus SMP dan melanjutkan ke SMA disini saya mulai
mencoba merubah pola hidup saya agar kesalahan-kesalahan dimasa lalu tidak
terulang kembali. Disini saya mulai aktif dengan melakukan kegiatan-kegiatan
disekolah seperti mengikuti eskul sepak bola dan kegiatan organisasi lainnya. Saya
mengikuti eskul sepak bola karena memang dari kecil saya sudah menyukai
olahraga ini. Walaupun saya sudah menekuni sepak bola sudah lama tetapi saya
merasakan kalau disepak bola itu sekedar hobi saja dan tidak lebih hanya untuk
kesenangan belaka. Dan bukan berarti tujuan saya ingin menjadi atlit sepak
bola. Malah saya malah lebih tertarik
dengan ilmu sains dan matematika entah kenapa rasanya saya tertarik ingin
menggeluti bidang ini. Sampai pada saat itu saya mengikuti OLIMPIADE SAINS
tingkah sekolah dikotaku ya walaupun tidak membawa kemenangan tetapi saya tetap
bangga karena bisa mengikuti OLIMPIADE SAINS. Disini saya mulai berpikir bahwa
saya mempunyai bakat terpendam dibidang sains ini. Tetapi dimasa SMA ada suatu
momen yang membuat saya down tetapi saya dipaksa untuk bangkit yaitu momen
ketika saya mendaftar ke perguruan-perguruan tinggi negeri tetapi hasilnya
nihil tidak ada satupun yang lolos. Disini saya benar-benar down karena harapan
kedua orang tua saya yang ingin saya bisa melanjutkan ke perguruan tinggi
negeri ternyata hasilnya nihil. Saya benar-benar menyesal kepada orangtua saya
karena sudah berusaha kerja keras mencari uang agar saya bisa sekolah ke
perguruan tinggi negeri hanyalah sia-sia. Walaupun benar-benar menyakitkan
tetapi mau bagaimana lagi nasi sudah menjadi bubur. Disaat kondisi seperti ini
baru saya mulai berpikir bahwa tujuan hidup saya harus sukses demi kedua
orangtua saya dan tidak ingin mengecewakan kedua orangtua saya untuk kedua
kalinya. Mungkin disinilah jadi diri saya mulai terbentuk dan hidup saya pun
terarah.
Komentar
Posting Komentar